Monday, October 03, 2005

........

Perempuan, adalah makhluk yang luar biasa,
dari rahimnya lahir manusia setingkat Rasulullah dan sehina Fir'aun.

Pesan Rasulullah kepada perempuan,
hati-hatilah dalam kehidupan dunia,
jangan jadi penggoda, sebagaimana perempuan juga suka digoda.

Janganlah kautambah dosamu
dan dosa lelaki yang melihatmu
karena pakaian dan tingkah genit mu.

Kami Memang Gila!!!

kami memang gila... hidup kami bertolak belakang dengan kehidupan masyarakat umum menolak kenikmatan dunia yang terbentang dihadapankan kami lebih suka bersusah payah melawan arus
berani melawan rezim tirani yang berkuasa

kami memang tolol...
menghabiskan masa muda dengan buku, pikiran dan gerakan menghabiskan waktu menentang sang durjana menghabiskan tenaga untuk perjuangan yang dianggap sia-sia menghabiskam uang untuk perjuangan yang dianggap semu belaka

kami memang bodoh...
dicap sebagai teroris yang merupakan ancaman masyarakat
dicap sebagai ekstrimis penganut jaman batu
dicap militan yang sebenarnya itu yang kami mau
dicap orang gila yang punya mimpi-mimpi utopis

biarlah kami dianggap gila, totol dan bodoh
kegilaan kami karena cinta kami kepada-Nya
ketololan kami karena rindu tegak syariat-Nya
kebodohan kami karena masih belum banyak
yang kami lakukan untuk perjuangan ini

DEMOKRASI bukan SAMPAH

Siapa bilang demokrasi itu sampah. Silahkan acungkan jempol kakinya yang setuju jika demokrasi itu sampah. Dengan tegas gue berani membantah bahwa demokrasi bukan sampah. Titik.
Eits, jangan protes en motong duluan. Gue berkata begitu bukan karena gue penganut liberalisme atawa kapitalis yang berakar dari asas sekularisme. Sebaliknya gue amat sangat-sangat membencinya. Semuanya adalah bulshit.
Trus, kenapa gue ngga setuju jika dikatakan demokrasi adalah sampah?
Begini, setelah gue telaah dari terminalogi sampah, ternyata sampah bukanlah barang yang tidak berguna. Sampah memang merupakan barang yang dibuang. Namun, ternyata ngga habis disitu saja. Sampah masih bisa di daur ulang untuk dijadikan barang-barang yang berguna. Apakah itu termasuk sampah organik, anorganik, maupun sampah biotik. Semuanya masih dapat didaur ulang dan digunakan untuk kepentingan manusia lagi. Asalkan bukan sampah masyarakat.
Makanya jangan terkejut jika mengetahui barang-barang yang ada dirumah atau dikamar kamu dan yang kamu sering gunakan sehari-hari adalah barang hasil daur ulang dari sampah-sampah tadi. Kesimpulannya sampah merupakan barang yang berguna dan bermanfaat bagi manusia ketika sudah diproses dan dikreasikan.
Hal tersebut jelas sekali berbeda fakta dengan demokrasi. Demokrasi tidak bisa didaur ulang. Jika didaur ulang maka yang terjadi adalah proses tambal sulam dari demokrasi itu sendiri. Ketika ditemukan ada yang kurang cocok lagi, maka akan dirubah dengan yang diperkirakan lebih baik. Artinya kebenarannya tidak bersifat pasti dan kekal. Sangat berbeda jauh dengan sistem islam yang merupakan rahmatan lil alamin dan kebenarannya kekal abadi.
Demokrasi adalah produk yang memang bulshit dan akan selamanya bulshit.
Pertanyaannya sekarang adalah kalimat apa yang pantas diberikan untuk demokrasi. Karena sampah pun juga masih tidak pantas diberikan atau disandingkan dengannya. Istilahnya kata sampah jauh lebih mulia dari demokrasi. Perlu sebuah kalimat baru yang lebih dari kata sampah. Nah, kalimat itulah yang gue belum dapet, lo udah dapet ngga?

REVOLUSI TIDAK MATI

Hilangkan gundahku…
Ringankan kekeringan air mataku…
Berbisik dalam gelap…
Kegelapan yg membisu…
--------------
Hilangkan sepi menembus mimpi
Langit biru tampil tersenyum
Apakah kebangkitan hanya sebuah keringat masa lalu..?
Kau punya cara!
Kau punya raga!
Kau punya nyawa!
Yang akan mencakar pedih setiap jiwa…
--------------
Bangkitlah dan melawan…
Hatimu yg akan berbicara…
Hanya kelam yg akan berujung dosa…
Karena kematianku adalah kematianmu
Kehidupanku kehidupamu…

[pemulungsampahjalanan]

Transidental Idealism

Kalo nyawa baca ini tulisan pasti nyawa bingung dah, ko’ ada kata Transidental Idealism, istilah ahli mana tuh idiom, kaya’nya baru denger… actualy itu bukan istilah dari ahli manapun juga, itu cuman istilah yang unda pake tuk ungkapin kekesalan, kegeraman dan kemuaran terhadap posher2 (anak2 plagiat) yang kaga’ baisi idealism sama sekali dalam hidup kaya’ lalat2 kebanyakan yang pindah2 tempat hinggap, kadang di sarapan pagi kita, kadang di tempat sampah, kadang di tai kebo, dan kadang di tai nyawa sendiri…
Mungkin ada yang manggarunum, ko’ pake istilah Transidental Idealism, bukannya Split Personality. Skarang unda tanya nyawa, Split Personality nintu napang garang wal, maka nyawa wani banar mambahas unda?(sarik unda nach…nyawa pang!!!), unda pake Transidental Idealism coz unda handak, kalo nyawa protes ya buat aja istilah sendiri (gitu aja ko’ Riput…)
Idealism a/ faham, dogma, ajaran yang dijadiin landasan oleh seseorang untuk berfikir, berbuat dan bertindak sesuatu yang biasanya identik dengan seorang tokoh/oknum/organisasi/kelompok tertentu yang bertujuan bebas dan umum. So, apapun yang dijadiin landasan dan pola berfikir serta bertindak itu a/ hak manusia secara umum, but the only one landasan berfikir yang benar dan sehat hanyalah dogma yang bersumber dari The Real Big Bos Yang Maha Tahu dan Maha Jenius, The World Creator dan pasti nyawa sudah memakluminya (kecuali klo nyawa a/ atheis).
Back to focus, btw idealism tak harus selalu “dilahirkan” oleh anak2 berdarah ungu (red:bangsawan) dan para jenius saja, idealism juga tak harus berarti komunitas, bahkan idealism almost dilahirkan dari manusia-manusia yang berasal dari kalangan Unhave (artiin aja sorangan) yang tak mempunyai harta apapun selain kekuatan mental dan keyakinan diri yang tinggi. Kalangan ini ditempa oleh hidup dan keadaan yang menyakitkan dan mampu bangkit dari keterpurukan, sehingga tampil menjadi manusia-manusia unggul yang dicatat dalam sejarah sebagai “orang-orang yang berpengaruh dalam perjalanan dunia”. Orang-orang seperti ini sukses menjadikan kesedihan dan kegagalan sebagai “examination” untuk perjuangan lain yang lebih berat.

“Kesuksesan”, kekuatan mental dan fikiran mereka dalam “memperjuangkan” apa yang mereka “percayai dan inginkan” ini kemudian “mempengaruhi” alam atas sadar dan bawah sadar orang2 lain yang mengagumi dan mempunyai kesamaan takdir (red;situasi dan keadaan) dengan orang2 idealis dan ideologis untuk “mengagumi & mengaplikasikan” pemikiran dan tindakan mereka.



“Perjuangan”, menyebabkan orang2 seperti Muhammad ibn Abdi(A)llaah, Che Guevara, Karl Mark, Mahatma Gandhi, Plato, Bung Karno, dan orang2 berpengaruh lain dikagumi generasi2 sesudahnya. Walaupun orang2 hanya melihat 0,1% dari kesuksesan mereka, bukan 99.9% dari kegagalan mereka.
Masalahnya, banyak orang2 yang mengaku2 mengagumi tokoh2 tersebut namun nothing saat ditanya siapa Guevara??? kenapa dipanggil Che??? apa landasan berfikir Karl Mark??? Ahimsa-nya Mahatma??? Marhaen-nya Bung Karno??? Apa-nya apa??? Anu-nya si Anu??? Dan lain2nya lain2??? Mereka2 unda sambati POSHER BIN PLAGIAT BIN UUMPATAN BIN W*RIK (hin tia, tahu muha…)

Plagiat2 hanya mengikuti “mode” sebuah ideologi/idealism, saat Guevara lagi booming2nya, mereka “menjelma” menjadi Che2 masa kini, saat idealism Punk lagi “moshing2nya” mereka berubah menjadi sok anti kemapanan, saat Gie lagi rame2nya, mereka menjelma menjadi aktivis2 idealism yang sok ke-Mapala2an, dan saat saat lagi saat2nya, mereka juga berubah menjadi saat/gubang/stinky.
Plagiat2 b*d*b ini sok idealism padahal nothing-notheng-nothang-nothong-notmusic-notbalok-notnot-notapalagi…poko’ne seperti itulah, titik…



Jadi, tolong bagi plagiat2 yang kriterianya tersebut diatas, agar segera baca banyak2 tentang tokoh2 idealis/ideologis yang kalian kagumi, sehingga idealism/ideologhy yang buhan nyawa “kampanyekan” bukan hanya sebuah simbol mode. Yang unda ketahui, jalani, dan alami, unda mendapatkan suatu wangsit bahwa idealisme a/ saat kita ditertawakan oleh orang lain. So, bagi orang2 idealis/ideologis siap2lah ditertawakan oleh orang lain…
Semakin banyak yang kalian baca tentang tokoh2 tersebut secara objektif bukan subjektif, unda yakin seyakin-yakinnya (mudah2an hati kita dibukakan pintu Hidayah dari Tuhan Yang Maha Tunggal Tanpa Bilangan) bahwa tokoh yang memiliki idealisme/ideologi hanyalah Kekasih Tuan unda Yang Mulia Muhammad ibn Abdi(A)llaah dan orang2 yang mengikuti dan berpegang teguh pada Sunnah dan Ajaran Beliau hingga akhir zaman, percayalah, percayalah… believe that.[ ]