Tuesday, July 26, 2005

CONTRADICTION FEMINISM

Baheula, wanita/cewek/perempuan/akhwat dianggap sebagai serigala yang berbahaya (Reg Veda), manusia yang belum selesai (Aristoteles), pintu gerbang syeitan (Paus Tertulianus), pembawa kejahatan (Paus Sustam) dan berbagai tuduhan lain yang dilancarkan unutk merendahkan kaum wanita, karena wanita adalah warga yang tidak pernah naik kelas.

Sekarang, kagak ada yang berani bicara seperti itu lagi, pasalnya wanita sekarang sudah menunjukan "kejantanannya", kalo berani bicara macem-macem yang merendahkan seperti kata orang-orang diatas pasti bakalan kena tuntunan melanggar HAM, dan pasti bakalan didemo masa pendukung Feminisme.

Feminisme, naon deui eta teh ??? isme yang atu ini bertujuan menghapuskan semua hak-hak istimewa ataupun pembatasan tertentu atas dasar jenis kelamin. Jadi wanita haruslah sejajar dengan pria, bahkan kalo bisa lebih baik dari pada pria. Tempat lahir ide ini adalah disemua tempat yang terdapat tindak pelecehan terhadap kaum wanita. Dan tempat itu adalah semua tempat yang menerapkan aturan buatan manusia. Dunia seakan-akan terbagi menjadi dua yaitu dunia lelaki dan wanita, mereka menganggap wanita bisa hidup tanpa makhluk berjenis Laki-laki. Wuihh keren…

Setelah dilecehkan selama-berabad-abad saatnya membalas pelecehan tersebut dengan menghilangkan batasan yang menghalangi wanita untuk sama dengan laki-laki. WAnita jangan lagi ngurusin dapur, masak, ngurus anak, ngepel, dan terkurung pada tempat yang dinamakan rumah, saatnya pembebasan, biar suami yang masak dan istri yang cari duit. Anak-anak ? itu sih urusan babysitter. Para feminisme liberal-radikal menganggap kaum pria yang menempati posisi sebagai kepala rumah tangga dan figure dominant rumah tangga merupakan bentuk penindasan pada wanita, jadi…saatnya menjadi warga kelas 1 dan pria menjadi warga yang tidak naik kelas.

Mereka melihat bahwa penyebab terjadi tindak pelecehan atau kekerasan terhadap wanita disebabkkan oleh system yang ada terlalu banyak dikuasai oleh laki-laki, maka wanita harus dapat menguasai system yang ada, atau minimal setara dengan pria dalam pemerintahan. Wajar bila di Indonesia caleg wanita tiap partai haruslah berjumlah 30 % dari caleg keseluruhan, atau di Norwegia 39,4 %Denmark 30,3%, Finlandia 39%, Swedia 40%. Memang kekerasan terhadap wanita di negara-negara tersebut tidak sebanyak di Indonesia akan tetapi menimbulkan masalah lain, yaitu di Swedia dan Demark hampir 50% bayi yang lahir berasal dari ibu yang tidak menikah, 50 % perkawinan dinegara tersebut berakhir dengan perceraian. Ternyata feminisme hanya menjadi solusi parsial, disatu sisi menghilangkan tindakan pelecehan terhadap wanita tapi disisi lain menimbulkan gejala social yang tidak sehat.

Ternyata eh ternyata, ide feminisme yang sejak lama didengungkan malah menjerumuskan wanita dalam masalah baru yang cukup pelik malah tidak menghilangkan permasalahan lama, pelecehan terhadap wanita masih terus berlangsung, di negeri George Bush(uk) kekerasan fisik terhadap wanita terjadi setiap 8 detik, dan pemerkosaan terjadi setiap 6 menit. Gilaaaa…..kapitalisme sialan. Wanita ingin bebas, tapi bebas yang seperti apa ? kayak gimana ? wanita ingin maju, maju dari segi apa ? kayak gimana majunya ? wannita ingin setara, setara seperti apa ? mau dikemanakan pria? semuanya kacau, kagak jelas, konsepnya kabur apalagi solusinya.

Udah deh kita udah liat fakta yang sedemikian hancur, mereka sudah salah dalam menentukan langkah awal, terlalu terlihat rasa ingin balas dendam, dan emosional akhirnya solusi dan defenisi kesetaraanpun tidak jelas. Sebenarnya telah ada aturan yang mengatur hubungan antara pria dan wanita dalam kehidupan public, keluarga dan pribadi, aturan ini telah terbukti mengangkat derajat wanita tanpa menimbulkan masalah baru seperti feminisme, aturan ini telah menciptakan kehidupan yang harmonis antara pria dan wanita selama 13 abad, dan system ini bukanlah system yang dibuat-buat oleh manusia, Karena aturan ini berasal dari pencipta manusia yaitu Allah SWT yang telah menciptakan kita semua.

Islam memandang wanita dan pria sama keududukannya dimata Allah SWT, yang membedakan adalah ketakwaan mereka. Jadi sejauh mana mereka menaati perintah Allah dan RasulNYa itulah yang menentukan kedudukan mereka. Islam pun telah membagi peran pria dan wanita dalam kehidupan public atau privat, wanita adalah pengatur rumah tangga, merekalah yang mencetak manusia-manusia yang beradab, wanita pun berperan dalam perubahan masyarakat, mereka terkena kewajiban untuk merevolusi system kufur, mereka berkewajiban untuk mengkoreksi penguasa, walapun mereka dilarang untuk menjadi pemegang kekuasaan, akan tetapi bila para penguasa melakukan tindakan yang melecehkan kaum wanita maka mereka akan diturunkan atau terkena hukuman karena perbuatannya. So......Islam is the solution, and Good Bye Women Liberation Movement because No Solution No Liberation. [Sickmanovich]

No comments: