Tuesday, July 19, 2005

Sekilas Liberation Youth Movement Banjarmasin

Awalnya, kami hanyalah kumpulan anak-anak muda yang ‘resah’, prihatin dengan kondisi masyarakat sekaligus muak dengan penerapan sistem yang ada. Bertempat di Banjarmasin LY karena pada awalnya LY merupakan organisasi yg berasal dari Bandung dengan semangat yg sama akhirnya Banjarmasin memiliki karakteristik yg hampir sama. Dinamakan Liberation Youth, karena kami adalah anak-anak muda yang (katanya) concern melakukan pergerakan pembebasan. Membebaskan masyarakat dari sistem rusak, membebaskan masyarakat dari ide busuk sekaligus membawa dan mengakrabkan mereka kepada sistem dan dengan ide yang akan membawa mereka kepada kehidupan yang memuliakan, yang mengangkat harkat dan martabat, memanusiakan-manusia, serta mensejahterakan masyarakat.
Libyouth Banjarmasin mengawali jejaknya --tahun 2005—dengan menelorkan zine contra-culture; REVOLUTION NEVER DIE untuk memenuhi kebutuhan kawan-kawan yang rindu akan bacaan alternatif-ideologis, yang hingga kini sudah terbit 2 edisi. Tema yang kami hadirkan adalah tema-tema yang sesuai dengan karakter majalah ini; ideologis tapi ringan, intelektual tapi jenaka, kritis tapi bersahabat, melawan tapi tanpa kekerasan, tidak kompromi tapi ramah, serta terkadang juga urakan dan mahiwal. Revolution Never Die adalah nama yang kami anggap paling mewakili karakter majalah ini. O. ya, satu lagi, majalah (zine) ini juga anti-kaidah jurnalistik dan anti copy-right. Kami membolehkan pembaca atau siapapun yang memiliki majalah ini untuk memperbanyak semau mereka, bahkan kami menganjurkannya.
Segmentasi yang kami bidik adalah kalangan muda (seperti kami) yang ‘resah’, prihatin dengan kondisi masyarakat sekaligus muak dengan penerapan sistem yang ada. Yah, mereka yang anti kapitalisme, anti sosialisme, anti demokrasi, anti hak asasi manusia, anti globalisasi, anti copy-right, tapi tidak anti kebenaran. Kami mencoba menghadirkan media alternatif yang memberikan pencerahan agar mereka tidak frustrasi dan akhirnya gantung diri, he-he. Selain menerbitkan majalah, akan menghadirkan juga kaos-kaos, stiker, dan pin sebagai media mengekspresikan kebencian serta perlawanan mereka terhadap sistem yang rusak serta media untuk mengekspresikan gagasan dan ide pembebasan.
Majalah dan media lain yang kami buat sudah ada di Banjarmasin dan insyaAllah secara bertahap akan menyebar keseluruh penjuru nusantara, dan tempat-tempat lainnya, namun hingga saat ini kami belum begitu serius menjadikan ini sebagai bisnis. Entah mungkin karena awalnya memang aktivitas kami non-profit, walaupun kami tahu bahwa dengan ke-khas-an karakter dan kejelasan segmentasi yang kami bidik, untuk menseriusinya sebagai bisnis memang sungguh menjanjikan.Kami sadar, kami belum besar. Untuk membesarkannya memang diperlukan dana yang tidak sedikit. Untuk hanya bisa mencetak zine saja belum tercapai. Tapi kami yakin dana bukanlah satu-satunya kendala, justru gagasan, kreatifitas dan ide cemerlanglah aset terbesar untuk membesarkannya.
Usaha kami untuk memasarkan ide-ide dan media-media contra-culture ini dari waktu ke waktu terus kami coba tingkatkan. Seperti halnya dalam mengakses/mendapatkan master dari zine yang kami buat. Saat ini kami sedang menggodog agar segala sesuatu tentang kami (Liberation Youth) dapat diakses melalui internet. Begitu juga dengan master dari zine yang kita usahakan dalam bentuk file PDF. Sehingga kawan-kawan dimana pun mereka berada dapat mendapatkannya dengan mudah. Karena hal ini kalau bisa terlaksana akan memudahkan kinerja kita juga.Selain itu, kita secara personal maupun atas nama LY movement senantiasa melakukan hubungan2 dengan pihak-pihak dimungkinkan dapat menjadi jembatan bagi kelangsungan ide yang kami yakinan. Terakhir, Liberation Youth Bandung diwawancara oleh beberapa seniman dari Departemen of Arts Inggris yang akan melakukan rally exibition seni dan fotografi di Eropa dengan meangmbil tema Islam di Indonesia. Saat itu Liberation Youth mempunyai kesemptan tampil sebagai suatu pergerakan pemuda Islam politik alternatif disamping nama-nama besar seperti Aa Gym, DDII, Debu, Arifin Ilham, Ayam Wong Solo, etc.
Sebenarnya kami masih memiliki impian2 yang belum terwujudkan. Mungkin beberapa waktu ke depan hal ini bisa terlaksana. Walaupun memang untuk mencapai hal tersebut terasa berat dan menyita waktu yang banyak. Sebab kita tau semua, seperti mendirikan suatu band digital dengan musik diluar mainstream musik2 Islam, merupakan hal yang sedikit aneh dirasakan. Terlebih apabila musik tersebut mempunyai roots underground. Belum lagi impian untuk mewujudkan perpustakaan, percetakan, studio desain dan ruang komunitas mirip Gang Potlotnya Slank, tentu ini bukan hal yang main2. Namun kami percaya semua itu dpat terwujudkan. Sebab kami yakin usaha kami untuk mengembangkan contra-culture atau dapat dikatakan sub-culture Islam ini dapat berkembang dan eksis di tengah-tengah masyarakat. Dan pada akhirnya sampai kepada semangat awal kami yaitu menegakkan panji-panji keKhilafahan di Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Perjuangan tidak hanya kami namun semua individu adalah pejuang yang akan menggerakan seluruh gerak tubuh dan tangannya guna melangkahkan kaki sebagai seorang muhajid yang menharap ridho Alloh.

1 comment:

revolution network said...

Assalamu'alaykum..
Salam REVOLUSI dari Majalengka, Jawa Barat.

Revolution Never Die.
Selama bumi masih dipijak, langit masih dijunjung, revolusi takkan pernah mati.

Salam dari Liberation Youth Majalengka.

Salam Pembebasan.
Allahu Akbar !!!